Iman Kepada Qadar
PERCAYA KEPADA QADAR ALLAH
Qadar: yaitu ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap segala sesuatu, dan tentang apa saja yang dikehendakiNya ada atau dikehendaki terjadi dari setiap makhluk, alam semesta, segala sesuatu, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mentaqdirkan hal itu, serta menulisnya di Lauhul Mahfudz. Al-Qadar adalah rahasia Allah Subhanahu wa Ta’ala terpadap makhluk-Nya, yang tidak diketahui oleh malaikat yang dekat dan tidak pula nabi yang diutus.
Iman Kepada Qadar.
Yaitu meyakini dengan keyakinan yang pasti bahwa segala kebaikan, keburukan segala sesuatu yang terjadi, adalah dengan qadha dan qadar Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman-Nya:
إِنَّا كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَٰهُ بِقَدَرٖ [القمر: ٤٩]
Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. [Al-Qamar/54: 49]
Beriman Kepada Qadar Mencakup Empat Perkara.
Pertama: Percaya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui segala sesuatu secara umum dan terperinci. Baik yang berhubungan dengan perbuatan-Nya, seperti menciptakan, mengatur, menghidupkan, mematikan, dan semisal dengan yang demikian itu. Atau mengetahui perkara yang berhubungan dengan perbuatan makhluk, seperti semua ucapan, perbuatan dan keadaan manusia dan keadaan seluruh hewan, tumbuhan dan benda-benda padat serta segala sesuatu. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahuinya, seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ وَمِنَ ٱلۡأَرۡضِ مِثۡلَهُنَّۖ يَتَنَزَّلُ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنَهُنَّ لِتَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمَۢا [الطلاق : ١٢]
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu“.[Ath-Thalaq/65: 12]
Kedua : Percaya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menulis taqdir (ketentuan) segala sesuatu di Lauhul Mahfuzh, yaitu ketentuan segala makhluk, keadaan, rizqi. Allah Subhanahu wa Ta’ala menulis jumlahnya, tata caranya, waktunya dan tempatnya. Maka ketentuan itu tidak berubah dan tidak berganti. Tidak bertambah dan tidak berkurang, kecuali dengan perintah-Nya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۚ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَٰبٍۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ [الحج : ٧٠]
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. [Al-Hajj/22: 70]
Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Amr Radhiyallahu anhu berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضِ بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ. قَالَ: وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ.
“Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan ketentuan-ketentuan makhluk limapuluh ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” Rasulullah bersabda: Dan arsy-Nya berada di atas air.”
Ketiga: Percaya bahwa semua makhluk tidak ada kecuali dengan kehendak dan keinginan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka semua itu terjadi dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, apapun yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti terjadi, dan yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan pernah terjadi., baik yang berhubungan dengan perbuatan-Nya Subhanahu wa Ta’ala, seperti menciptakan, mengatur, menghidupkan, mematikan dan semisal yang demikian itu, atau yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan makhluk berupa tingakh lakunnya, ucapan, dan keadaannya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَرَبُّكَ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخۡتَارُۗ [القصص: ٦٨]
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang dia kehendaki dan memilihnya. [Al-Qashash/28: 68]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَيَفۡعَلُ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ [ابراهيم: ٢٧]
“..dan memperbuat apa yang dia kehendaki“. [Ibrahim/14: 27]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا فَعَلُوهُۖ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُونَ [الانعام: ١٣٧]
“Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan”. [Al-An’aam/6: 112]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لِمَن شَآءَ مِنكُمۡ أَن يَسۡتَقِيمَ ٢٨ وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ [التكوير: ٢٨، ٢٩]
“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam”. [At-Takwiir/81: 28-29]
Keempat: percaya bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan segala sesuatu, menciptakan semua alam dengan zat, sifat, dan geraknya. Tidak ada pencipta dan Rabb selain-Nya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ٱللَّهُ خَٰلِقُ كُلِّ شَيۡءٖۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ وَكِيلٞ [الزمر: ٦١]
“Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu”. [Az-Zumar/39: 62]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّا كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَٰهُ بِقَدَرٖ [القمر: ٤٩]
“Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. [Al-Qamar/54: 49]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَٱللَّهُ خَلَقَكُمۡ وَمَا تَعۡمَلُونَ [الصافات : ٩٦]
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”. [Ash-Shaaffat/37: 96]
Berhujjah (Beralasan) Dengan Qadar
Apa yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi manusia terbagi menjdi dua:
Pertama: Sesuatu yang ditaqdirkan dan ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa perbuatan dan keadaan yang keluar dari kehendak manusia: baik seperti tinggi dan pendeknya seseorang, baik dan buruknya (dalam penampilan lahiriyahnya), hidup dan matinya, atau apa saja yang terjadi atas dirinya di luar kehendaknya, seperti terjadinya musibah, penyakit, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan, dan musibah-musibah lainnya yang terkadang sebagai hukuman terhadap hamba, dan terkadang sebagai cobaan baginya, dan terkadang pula untuk mengangkat derajatnya.
Perbuatan-perbuatan ini atau yang terjadi atas dirinya tanpa kehendaknya, maka seseorang tidak akan ditanya dan dihisab atasnya. Ia harus beriman kepadanya bahwa semua itu terjadi dengan ketentuan dan taqdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia harus sabar, ridha, dan berserah diri. Tidak ada satu peristiwa apapun yang terjadi di alam semesta melainkan ada hikmah yang telah ditentukan oleh Yang Maha Mengetahui padanya.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ [الحديد: ٢٢]
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [Al-Hadid/57: 22].
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Aku berada di belakang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari, maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا غُلاَمُ أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احَفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ. احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ. إِذَا سَأَلْتَ فاَسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ. وَاْعلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ. وَلَوْ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْئٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْئٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ. رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ.
“Wahai gulam, sesungguhnya aku mengajarkanmu beberapa kalimah: jagalah Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjagamu. Jagalah Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya engkau mendapatkan-Nya di hadapanmu. Apabila engkau meminta maka memintalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan apabila engkau memohon pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketahuilah, sesungguhnya jika seluruh umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak bisa memberi manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah Subhanahu wa Ta’ala untukmu. Dan jika mereka berkumpul untuk membahayakanmu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak bisa membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering. HR. Ahmad dan at-Tirmidzi.[1]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قاَلَ اللهُ تعالى: يُؤْذِيْنِي ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ, بِيَدِي اْلأَمْرُ, أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ.
“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Manusia menyakiti-Ku, ia mencela masa, padahal Akulah masa itu. Ditangan-Ku semua perkara, Aku membalikkan malam dan siang.” Muttafaqun ‘alaih.[2]
Kedua: Sesuatu yang ditentukan dan taqdirkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa segala perbuatan yang mampu dan bisa dilakukan oleh manusia, dengan bekal yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa akal, kemampuan dan kebebasan memilih, seperti memilih antara iman dan kafir, antara taat dan maksiat, juaga memilih antara perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Maka hal ini dan semisalnya manusia dihisab atasnya, dan dengan hisab itulah diadakannya pahala dan hukuman, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus para rasul, menurunkan kitab-kitab untuk menjelaskan kebenaran dari kebatilan, mendorong kepada iman dan ketaatan dan memperingatkan dari perbuatan kafir dan maksiat. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah membekali manusia dengan akal dan memberikannya kemampuan untuk memilih dengannya. Maka ia sebenarnya menempuh jalan yang dikehendaki menurut pilihannya. Namun, pilihan apapun yang diambilnya, ia termasuk dalam kehendak dan taqdir Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena tidak ada sesuatu yang terjadi di dalam kerajaan Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa pengetahuan dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَقُلِ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَن شَآءَ فَلۡيُؤۡمِن وَمَن شَآءَ فَلۡيَكۡفُرۡۚ [الكهف: ٢٩]
Dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir. [Al-Kahfi/18: 29]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
مَّنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَسَآءَ فَعَلَيۡهَاۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّٰمٖ لِّلۡعَبِيدِ [فصلت: ٤٦]
Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya”. [Fushshilat/41: 46]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
مَن كَفَرَ فَعَلَيۡهِ كُفۡرُهُۥۖ وَمَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا فَلِأَنفُسِهِمۡ يَمۡهَدُونَ [الروم: ٤٤]
Barangsiapa yang kafir Maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh Maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan). [Ar-Ruum/30: 44]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرٞ لِّلۡعَٰلَمِينَ ٢٧ لِمَن شَآءَ مِنكُمۡ أَن يَسۡتَقِيمَ ٢٨ وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ [التكوير: ٢٧، ٢٩]
Al Qur’aan itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta Alam. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. [At-Takwiir/81: 27-29]
Ξ Kapan Boleh Berhujjah Dengan Qadar
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Shahih/ HR. Ahmad no 2669, dan at-Tirmidzi no. 2516, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no 2043.
[2] HR. al-Bukhari no. 4826, dan Muslim no. 2246.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/84153-iman-kepada-qadar.html